Episode macet dan banjir tidak akan pernah bisa teratasi bila tidak
ada tindakan ekstrim untuk membatasi ruang gerak pertumbuhan kendaraan
pribadi dan gedung-gedung pencakar langit. Usia Jakarta yang sudah renta
ini seharusnya sudah memasuki masa tenangnya, dimana beban-beban yang
selama ini selalu menggelayut dipundaknya harus mulai dikurangi.
Banjir & Macet Di Seputaran Mangga Dua Square-Jakarta Utara (Dok. Pribadi)
Persoalan banjir dan macet bagi penduduk Jakarta sangat mempengaruhi
produktifitas dan kualitas hidup mereka. Bayangkan saja jarak tempuh
yang seharusnya bisa dilalui dalam hitungan menit bisa menjadi
berjam-jam apabila terjadi kemacetan dan banjir. Dampak ekonomi jelas
sangat terasa ketika dua hal tersebut terjadi. Misalnya kegiatan eksport
dari Kawasan Berikat Nusantara Marunda menuju pelabuhan Tanjung Priuk
harus ditempuh berjam-jam, sehingga mengurangi ritase yang semestinya
bisa dilakukan. Selain sang supir yang dirugikan karena harus
mengeluarkan biaya lebih karena macet dan banjir tersebut, juga dari
sisi perusahaan sangat dirugikan oleh faktor eksternal tersebut.
Memang kini jalan khusus angkutan eksport-import dari dan menuju
pelabuhan Tanjung Priuk sedang dalam proses pembangunan, sehingga
nantinya tidak ada lagi campur baur dengan kendaraan pribadi dan
penumpang. Tetapi membangun jalan bukanlah solusi tepat untuk mengatasi
persoalan kemacetan, karena pada akhirnya ketika pembangunan fisik jalan
terus menerus dilakukan maka diujungnya kita akan mendapati musibah
banjir, karena akan semakin sedikit daerah hijau dan daerah resapan air
karena semakin banyaknya ruang-ruang beton. Apalah lagi jika pembangunan
jalan tersebut dibarengi dengan pembangunan gedung-gedung pencakar
langit untuk memenuhi dahaga kaum jetset dan orang berpunya untuk
memilki koleksi prestise berupa property. Serta semakin menjamurnya
pusat-pusat hedonisme dan hiburan yang melupakan bahwa bumi Jakarta
sudah semakin renta.
Banjir di depan Ancol-Jakarta Utara (Dok. Pribadi)
Solusi ekstrim untuk masalah banjir dan macet adalah dengan menekan
pertumbuhan pembangunan fisik dan pertumbuhan kendaraan pribadi baik
roda dua maupun roda empat hingga ketitik paling rendah. Tetapi
permasalahannya apakah akan ada eksekusi terhadap hal tersebut ?, jika
kemudian setelah kalkulasi pendapatan dari pertumbuhan tersebut akan
mempengaruhi pendapatan daerah Jakarta secara signifikan.
Artinya jika tarik ulur antara pemerintah dan pengusaha diantara
kepentingan mengejar pendapatan daerah dari kedua pertumbuhan tersebut
atau menyelamatkan Jakarta dari kemacetan total yang telah diprediksi
akan terjadi, serta serbuan dari dalam tanah karena air laut yang
tersedot semakin jauh ke darat.
Pompa Air di Depan Mall Mangga Dua-Jakarta Utara (Dok. Pribadi)
Kita lihat saja apakah pemangku amanah jabatan Gubernur Jakarta saat
ini akan melakukan tindakan ekstrim dalam kurun waktu masa jabatan 5
tahun kedepan. Sehingga penyelamatan Jakarta bisa dilakukan lebih awal,
agar di usianya yang semakin renta ini bisa menikmati masa ketenangan.
0 Comments
- Harap Berkomentar Sesuai Dengan Judul Bacaan
Emoji- Tidak diperbolehkan Untuk Mempromosikan Barang Atau Berjualan
- Bagi Komentar Yang Menautkan Link Aktif Dianggap Spam
- Berkomentarlah Layaknya Bahasa yg Sopan Santun
- Harap Menghormati Orang yang berkomentar disini! dan Lainnya :)